Batu bata merah merupakan salah satu bahan bangunan vital yang umum digunakan dalam pembangunan infrakstruktur, baik rumah ataupun bangunan lain. Di Desa Ketanen mayoritas penduduknya berkecimpung di industri kecil batu bata merah. Sekitar 60% penduduk Desa Ketanen memproduksi batu bata merah. Penduduk lain meskipun tidak memproduksi mereka menyediakan bahan, menjual atau menyalurkan batu bata merah, sehingga sekitar 80% penduduknya menggantungkan hidup pada batu bata merah. Dan Desa Ketanen sudah terkenal dengan produksi batu bata merah.
Pembuatan batu bata merah melalui proses yang cukup panjang. Batu bata merah terbuat dari tanah liat yang dibuat adonan basah, kemudian adonan tanah liat tersebut di cetak, dikeringkan dan tahap akhirnya batu bata mentah tersebut di bakar. Proses ini dilakukan dengan menjaga kualitas bahan-bahannya hingga akhir. Biasanya batu bata merah dijual setelah dibakar, namun tak jarang produsen batu bata menjualnya sebelum dibakar. Batu bata mentah (belum dibakar) dijual pada sesama produsen yang memiliki skala produksi lebih besar. Untuk batu bata mentah dijual dengan harga sekitar Rp.300 per biji
Batu bata merah yang dijual umumnya sudah dibakar agar dapat langsung digunakan untuk pembangunan. Produsen biasanya menjual batu bata merah langsung pada pembeli atau dijual pada toko bangunan. Harga batu bata merah ini sekitar Rp.600 per biji. Harga ini sewaktu-waktu mengalami kenaikan dan penurunan.
Pemasaran batu bata merah dari Ketanen sudah menyebar ke lintas pantura hingga luar provinsi. Baik dibeli oleh pembeli langsung maupun di jual ke toko-toko bangunan. Adanya industri kecil atau termasuk dalam UMKM batu bata merah yang banyak tersebar di Desa Ketanen ini sangat bermanfaat dan mempengaruhi kehidupan sosial ekonomi masyarakat Desa Ketanen dan sekitarnya.
OLEH
KKN-IK TRANGKIL 2 DESA KETANEN